Minggu, 04 November 2018

TEKNIK DASAR PRODUKSI SUARA (RUANG RESONANSI)

TEKNIK DASAR PRODUKSI SUARA

A. Ruang Resonansi
      Pengertian ruang resonansi dalam kegiatan bernyanyi dipahami sebagai tempat bergetar seluruh suara yang telah diproduksi oleh pita suara. Suara yang diproduksi oleh pita suara itu beresonansi dengan baik sehingga menghasilkan suara yang berkualitas.
     Salah satu fungsi suara yang beresonansi adalah power atau kekuatan dan warna suara yang baik. Binsar Sitompul (1988; 33), mengatakan bahwa “suara yang bagus adalah hasil daripada cara pembentukan bunyi yang benar, dan sekaligus jiga adalah bekat resonansi yang baik”.
     Ruang resonansi vokal pada umumnya diklasifikasikan menjadi tiga tempat, yaitu: ruang resonansi dada, tengah dan kepala. Dengan perkataan lain yaitu: ruang resonansi bawah – tengah – dan atas. Ketiga tempat resonansi vokal ini pada umumnya selalu digunakan secara serentak dalam bernyanyi.
     Walaupun demikian, disatu saat tertentu perhatian terhadap masing-masing ruang resonansi akan selalu ada, terutama sewaktu akan menyanyikan satu, dua nada atau sebagian dari melodi.
     “Tim pusat musik liturgi” dalam bukunya “ Menjadi dirigen II- Membentuk suara” (1984; 30-31), menjelaskan bahwa perlu menyadari adanya resonansi, memperbesar ruang resonansi, memperkeras dinding-dinding rongga resonansi yang ada dalam tubuh, terutama yang ada di atas pita suara, seperti rongga dahi, rongga tulang baji, rongga rahang, rongga tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung.
      Pendekatan penggunaan ruang resonansi dalam bernyanyi pada umumnya selalu diusahakan dengan cara yang rileks atau dengan kata lain yaitu dengan cara hati yang hangat. Tujuannya adalah agar dinding ruang resonansi dapat terbuka dengan baik sehingga dapar ikut bergetar secara maksimal.
      Ada beberapa pendekatan latihan yang digunakan agar ruang resonansi vokal ini berfungsi dengan baik. Prosesdur pertama, membuka dan memperlebar ruang resonansi dalam keadaan mulut tertutup. Bila posisi yang dikehendaki telah dicapai dengan baik, lalu kemudian membuka mulut. Prosedur kedua, membuka mulut untuk keperluan menyanyikan huruf A. 
      Pertanyaan berikut ini merupakan prosedur standar dan penting agar persiapan awal latihan vokal dapat membantu proses latihan produksi dan pembentukan suara vokal selanjutnya, yaitu: bagaimanakah cara mempersiapkan latihan vokal yang standar dan mudah?
      Didalam diktat ini hanya akan dijelaskan tentang prosedur pertama, yaitu membuka dan memperlebar ruang resonansi dalam keadaan mulut tertutup, lalu kemudian membuka mulut untuk keperluan menyanyikan huruf A. Tim pusat musik Liturgi ( 1984; 32) menjelaskan bahwa “ adapun cara bersenandung yang baik yakni dengan: 
 
1. bibir dikatupkan ringan
2. gigi atas dan bawah tidak dirapatkan, namun membentuk celah kurang lebih satu jari
3. lidah dalam keadaan lemas dengan permukaannya rata dan ujungnya menyentuh akar gigi bawah; pangkal lidah jangan ditekankan
4. rahang bawah luwes dan ringan; ronnga mulut dan tenggorokan harap membentuk ruang yang seluas mungkin”.
Langkah pertama adalah berdiri dengan posisi tegak dan rileks. Langkah kedua, menata hati yang hangat. Ketiga, memperhatikan langit-langit lunak dan keras yang terdapat dalam mulut. Keempat, memperhatikan posisi ujung lidah menempel gigi seri bawah. Langkah kelima, membuka dan memperlebar ruang resonansi leher dan mulut. Bila seluruh langkah pendekatan latihan yang telah disebutkan itu telah dilakukan dengan baik, lalu kemudian membuka mulut dengan cara pelahan. Agar diperoleh hasil yang baik dan maksimal, maka prosedur latihan vokal ini perlu dikerjakan dua atau tiga kali.
Prosedur awal latihan vokal: berdiri tegak dan rileks – menata hati yang hangat – perhatikan langit-langit lunak dan keras – perhatikan agar ujung lidah menempel gigi bawah – ruang resonansi leher dan mulut dibuka – lalu kemudian membuka mulut untuk menyanyikan huruf A secara pelahan.
  1. bibir dikatupkan ringan 
  2. gigi atas dan bawah tidak dirapatkan, namun membentuk celah kurang lebih satu jari 
  3. lidah dalam keadaan lemas dengan permukaannya rata dan ujungnya menyentuh akar gigi bawah; pangkal lidah jangan ditekankan 
  4. rahang bawah luwes dan ringan; ronnga mulut dan tenggorokan harap membentuk ruang yang seluas mungkin”.
      Langkah pertama adalah berdiri dengan posisi tegak dan rileks. Langkah kedua, menata hati yang hangat. Ketiga, memperhatikan langit-langit lunak dan keras yang terdapat dalam mulut. Keempat, memperhatikan posisi ujung lidah menempel gigi seri bawah. Langkah kelima, membuka dan memperlebar ruang resonansi leher dan mulut. Bila seluruh langkah pendekatan latihan yang telah disebutkan itu telah dilakukan dengan baik, lalu kemudian membuka mulut dengan cara pelahan. Agar diperoleh hasil yang baik dan maksimal, maka prosedur latihan vokal ini perlu dikerjakan dua atau tiga kali.
     Prosedur awal latihan vokal
  1. berdiri tegak dan rileks – 
  2. menata hati yang hangat – 
  3. perhatikan langit-langit lunak dan keras – 
  4. perhatikan agar ujung lidah menempel gigi bawah – 
  5. ruang resonansi leher dan mulut dibuka – 
  6. lalu kemudian membuka mulut untuk menyanyikan huruf A secara pelahan. 
 Contoh etude yang bertujuan menemukan resonansi awal didalam bernyanyi, yaitu seperti berikut ini.
Es, E, F, Fis, G= 1 4/4.
// 1       2       3      4    /  3      2       1       2   /  3       4       3      2    /  1   .   .    0 //
Ning  ning  ning ning  ning ning  ning  ning ning  ning  ning ning  ning………..
Nang nang nang nang nang nang nang nang nang nang nang nang nang……….

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar