Selasa, 30 Oktober 2018
Grup Opera Silindung
https://penasiantar.com/2018/10/30/16-tahun-vakum-grup-opera-silindung-segera-aktif/
Senin, 22 Oktober 2018
TANDA BIRAMA
TANDA BIRAMA
Tanda Birama atau disebut juga dengan time signature adalah tanda untuk
menentukan jumlah hitungan dan nilai pada setiap birama dari suatu baris
melodi. Jumlah hitungan dan nilai setiap birama dibatasi dengan garis
tegak lurus vertikal atau garis birama yang disebut juga dengan bar
line. Jumlah hitungan dan nilai setiap birama atau bar, ditentukan
dengan simbol berupa dua buah angka.
Contoh Tanda Birama :
- Birama 4/4
Tanda Birama 4/4 adalah birama yang paling umum digunakan di hampir
setiap genre musik. Tanda Birama 4/4 berarti terdapat 4 ketukan dalam
setiap birama atau bar, dan dalam setiap hitungan atau ketukan tersebut,
diwakili dengan not ¼ (dalam satu birama terdapat 4 buah not ¼).
- Birama 3/4
Tanda Birama 3/4 berarti terdapat 3 ketukan dalam setiap birama atau
bar, dan dalam setiap hitungan atau ketukan tersebut, diwakili dengan
not ¼ (dalam satu birama terdapat 3 buah not ¼)
- Birama 2/4
Tanda Birama 2/4 berarti terdapat 2 ketukan dalam setiap birama atau
bar, dan dalam setiap hitungan atau ketukan tersebut, diwakili dengan
not ¼ (dalam satu birama terdapat 2 buah not ¼)
- Birama 6/8
Tanda Birama 6/8 berarti terdapat 6 ketukan dalam setiap birama atau
bar, dan dalam setiap hitungan atau ketukan tersebut, diwakili dengan
not 1/8 (dalam satu birama terdapat 6 buah not 1/8)
Dalam prakteknya, Tanda Birama 6/8 ini hampir mirip dengan Tanda Birama
¾. Perbedaan yang terasa adalah, pada saat memberi ketukan. Tanda Birama
6/8 akan terasa lebih cepat. Artinya, Tempo menjadi patokan antara
Tanda Birama ¾ dan 6/8.
Garis Birama atau Barline, mempunyai beberapa macam sesuai dengan kegunaannya :
TANDA KUNCI NOTASI BALOK
TANDA KUNCI NOTASI BALOK
Dalam
penulisan maupun memainkan lagu yang menggunakan notasi balok, tentunya tidak
asing lagi dengan tanda kunci yang terdapat diawal garis paranada. Tanda
kunci itu mutlak digunakan bila kita akan
memainkan atau menulis lagu menggunakan notasi balok, karena kunci tersebut menjadi
patokan dalam memainkan lagu-lagu yang menggunakan notasi balok.
Tanda
Kunci atau disebut juga dengan Clef, adalah
tanda yang ditulis pada awal paranada atau sangkar nada yang berfungsi untuk
menunjukkan letak nada.
Kunci C
Kunci C adalah kunci yang menunjukkan letak
nada C, digunakan untuk menuliskan nada sedang, Tanda kunci ini biasanya hanya
digunakan untuk penulisan instrumen yang bersuara alto dan tenor misalnya biola
alto dan cello. Dari letak tanda kuncinya pada garis paranada, Tanda kunci C dibedakan
menjadi 5 (lima) macam. Karena
letaknya yang dapat berpindah tempat, kunci ini juga sering disebut movable
clef. Nada yang terletak di depan tengah notasi tersebut adalah c1,
nada berikutnya menyesuaikan sesuai dengan posisi/letak nada yang akan
berpengaruh pada tinggi dan rendah nada.
Kunci F
Kunci F adalah kunci yang biasa digunakan
untuk menuliskan nada-nada rendah, maka kunci F disebut juga kunci Bass. Kunci F diletakkan
di garis ke-4 pada garis paranada, yang artinya, nada F terletak pada garis ke-4. Kunci F biasanya digunakan untuk suara-suara
rendah seperti Alto, Tenor, Bass.
Kunci G
Kunci G mengalami beberapa perubahan,
sebelum menggunakan bentuk yang sekarang dikenal.
Bentuk Kunci G yang sekarang berbentuk seperti kepala biola. Kunci G disebut juga kunci biola karena kunci G digunakan untuk menuliskan nada-nada tinggi (Sopran, Mezzo Sopran, Alto). Kunci G menunjukkan letak nada G pada garis ke-2.
Pada penuliasan partitur Piano, Kunci G (Treble Clef) biasa digunakan untuk not balok
yang dimainkan oleh tangan kanan. Sedangkan kunci F (Bass
Clef) biasa digunakan untuk not balok yang akan dimainkan oleh
tangan kiri. Penggunaan kunci G dan kunci F secara bersamaan disebut juga grand
staff.
Pembagian
tuts bagian tengah yang memisahkan penulisan di kunci G (tuts tengah ke kanan)
dan kunci F (tuts tengah ke kiri).
VOKAL. Resonansi dan Artikulasi dan Vokalisi
Resonansi.
Resonansi adalah ruang-ruang di tubuh kita yang turut bergetar, memberi kekuatan pada volume suara.
Getaran yang dihasilkan oleh pita suara dipantulkan ke rung-ruang resonansi, yakni :
a. Resonan Atas ,nasal cavity, terdiri atas : rongga hidung, rongga kepala (pelipis)
b. Resonan Tengah , terdiri atas : rongga mulut dan pharynx (leher)
c. Resonan Bawah, yaitu dada.
Resonan atas jika dimanfaatkan secara maksimal akan dihasilkan suara yang jernih, cemerlang dan ringan. Suara itulah yang ideal diperlukan dalam bernyanyi. Sedang pada resonans tengah, pembukaan mulut serta peletakan alat bicara yang benar akan menghasilkan kekuatan yang besar. Resonan bawah akan bergetar keras pada saat menyanyikan nada-nada yang rendah. Hindari cara bernyanyi dengan meredam mulut dan pharynx. Selain produksi suara tidak maksimal, seringkali menyebabkan terganggunya kesehatan pita suara. Indikasinya suara dihasilkan parau dan kasar.
Jika Anda melatih suara untuk bernyanyi, sampaikan mengapa mulut kita harus terbuka ketika bernyanyi. Yakni selain untuk memberi artikulasi yang baik, juga akan memberi suara terproduksi maksimal.
Latihan Resonansi.
1. Senandungkan 1 (satu) not/nada menengah/tinggi dengan mengatupkan bibir (humming).
2. Arahkan getaran-getaran tersebut ke nasal cavity. Rasakan getarannya pada daerah kepala bagian atas dan tengah. Jika getarannya semakin lembut, pertanda suara Anda semakin membaik.
3. Coba ulangi dengan menggunakan konsonan ‘..ng’. Lakukan lagi dengan merubah konsonan “ng’ dan vocal ‘a’ secara berulang.
4. Nyanyikan 1 nada menggunakan huruf vocal (a/o), lalu coba arahkan suara tepat lurus ke depan
(mulut/hidung), ke arah bawah dengan mendorong getaran ke resonan bawah, dan ke arah atas
dengan mendorong getaran ke resonan kepala bagian atas. Bedakan hasil produksi suara Anda.
5. Sekali lagi, berlatihlah dengan mencoba menggetarkan suara ke resonan belakang, yakni di sekitar
tengkuk dan leher.
Artikulasi.
Yang dimaksud adalah bagaimana kita dapat mengungkapkan lirik-lirik lagu dengan jelas. Hal ini tidak bisa tidak harus terus dilatih. Artikulasi dipengaruhi oleh kebiasaan kita berbicara. Pada umumnya kita malas untuk membuka mulut saat bernyanyi, sehingga produk suarapun tidak maksimal. Ruang resonansi pada bagian mulut tertutup.
Latihan (Huruf Vokal; terdiri atas huruf A , I , E , O , U)
1. Gerakkan alat-alat bicara dengan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Pastikan bahwa posisi lidah, gigi, bibir tepat dalam posisi pengucapan huruf-huruf vokal tersebut.
2. Lakukan kembali dengan cara 1 dengan menyuarakan huruf vokal tersebut. Pastikan suara Anda halus, lembut, tidak kasar atau parau.
3. Nyanyikan susunan tangga nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do dengan membuka mulut dengan benar dan jelas. Anda bisa ganti sukukata dengan du – bi – da – bi – du - bi – da - do
4. Untuk latihan yang terus-menerus, lakukan :
3 - 4 - 3 - 2 - 1
ma me mi mo mu
Huruf Konsonan.
Huruf konsonan harus dapat berubah dengan cepat dan jelas pada saat bernyanyi. Ada dua (2) kelompok
konsonan yang dapat kita bedakan :
1. Konsonan Hambat Oral, yakni huruf : P , T ,K , B , D , G
2. Konsonan Hambat Nasal, yakni huruf : M , N , NG
Latihan (Huruf Konsonan)
1. Latihlah kalimat berikut : ta-pa-ta-pa-ta .......berulang dengan cepat
2. Latihlah : B – M – B – M – B .....dan seterusnya.
3. Gunakan satu nada sembarang, lakukan Humming (hm). Rasakan bergetarnya rahang bagian atas.
Beberapa contoh Latihan pelemasan alat bicara :
Bacalah dengan suara jelas dan terang.
1. Konsonan P ; Pantolan di pola yang dipakai Pak Polan tadi pagi tampaknya terlalu panjang Punya siapa sapi putih penarik pedati dipagar putih itu?
2. Konsonan T ; Tukang todong yang tampan itu, terampil loncat dari kereta api cepat. Tapi sial tulangnya patah-patah berantakan. Lalu matilah dia seketika.
3. Konsonan K; Kata kawan-kawan kakak-kakakku, aku tentunya adik yang tekun. Kuku-kuku kakekku kelihatannya keras dan kaku-kaku.
4. Konsonan B ; Bayi bibi yang bernama Bobi di bale-bale bermain bola bersama bibi sambil tertawa
terbahak-bahak.
5. Konsonan D; dahi, dagu, dada, duku, dorong, kuda, badak, pondok, bundar, bajing, dandang, pedati.
6. Konsonan G ; ganggu, gampang, garam, guru, gantung, dst.
7. Konsonan M ; Meski Murni masih muda, namun senyumnya amat manis dan menawan. Mumu dan teman-temannya sering mengganggunya. Mimi mukanya memerah manja.
8. Konsonan N ; Neng Neni menari-nari lincah nan indah. Tangan mengayun bak bidadari dari
kahyangan.Penontonpun terpesona menikmati tariannya .
9. Konsonan NG ; Tunggang langgang Anang berlari pulang kampung. Kambing mang Imung di kandang hilang petang lalu.
Vokalisi .
Tahap berikutnya setelah Anda menguasai teknik Pernapasan, Resonansi dan Artikulasi adalah yang disebut Vokalisi. Vokalisi adalah dimana kita memdukan semua keterampilan di atas dalam bentuk latihan yang utuh.
Beberapa yang ingin dicapai dalam vokalisi adalah :
1. Memperoleh suara panjang.
2. Memperoleh suara yang luwes, fleksibel, lentur.
3. Memperoleh kelincahan suara.
4. Memperhalus perpindahan register suara.
5. Memanfaatkan suara kepala.
6. Menguasai keterampilan atas unsur-unsur musik.
Latihan (Solfegio)
a) 1 2 3 4 5 5 5 – 5 6 7 1’ 2’ 2’ 2’ – 2’ 1’ 7 6 5 5 5 - 5 4 3 2 1 1 1
b) 1 2 3 1 3 – 2 3 4 2 4 – 3 4 5 3 5 – 4 5 6 4 6 – 5 6 7 5 7- 6 7 1’ 6 1’ /
1’ 7 6 1’ 6 – 7 6 5 7 5 – 6 5 4 6 4 – 5 4 3 5 3 – 4 3 2 4 2 – 3 2 1 3 1 .
c) 1 2 3 – 2 3 4 – 3 4 5 – 4 5 6 – 5 6 7 – 6 7 1’ – 1’ 7 6 – 7 6 5 – 6 5 4- - 5 4 3 – 4 3 2 –3 2 1
d) 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 1’ – 1’ 7 1’ 6 1’ 5 1’ 4 1’ 3 1’ 2 1’ 1
e) 1 3 2 4 3 5 4 6 5 7 6 1 7 2 1 - 1’ 6 7 5 6 4 5 3 4 2 3 1
f) 3 5 1 3 2 4 7, 2 1 2 3 4 5 – 4 6 2 4 3 5 1 3 2 4 7, 2 1
Latihan (nilai not)
a) 1 3 5 / 1’ 7 6 / 5 . . / 3 . . / 2 4 6 / 2’ 1’ 7 / 6 . . / 5 . . / 3 5 1’ / 3’ 2’ 1’ / 6 . . / 4 . . / 4 5 6 /
7 1’ 2’ / 2’ . . / 1’ . . //
b) 1 3 3 . / 2 4 4 . / 3 5 5 . / 5 4 3 2 / 1 . 5 . / 1 . . . //
c) 1 23 45 67 / 1’ 2’ 1’ . / 1’ 76 54 32 / 1 7 1 . //
d) 1 1234 3 . / 2 2345 4 . / 3 3456 5 . / 4 4567 6 . / 5 5671’ 7 . / 6 671’2’ 1’ . /
1’ 1’765 6 . / 7 7654 5 . / 6 6543 4 . / 5 5432 3 . / 4 4321 2 . / 3 3217, 1 . //
Resonansi adalah ruang-ruang di tubuh kita yang turut bergetar, memberi kekuatan pada volume suara.
Getaran yang dihasilkan oleh pita suara dipantulkan ke rung-ruang resonansi, yakni :
a. Resonan Atas ,nasal cavity, terdiri atas : rongga hidung, rongga kepala (pelipis)
b. Resonan Tengah , terdiri atas : rongga mulut dan pharynx (leher)
c. Resonan Bawah, yaitu dada.
Resonan atas jika dimanfaatkan secara maksimal akan dihasilkan suara yang jernih, cemerlang dan ringan. Suara itulah yang ideal diperlukan dalam bernyanyi. Sedang pada resonans tengah, pembukaan mulut serta peletakan alat bicara yang benar akan menghasilkan kekuatan yang besar. Resonan bawah akan bergetar keras pada saat menyanyikan nada-nada yang rendah. Hindari cara bernyanyi dengan meredam mulut dan pharynx. Selain produksi suara tidak maksimal, seringkali menyebabkan terganggunya kesehatan pita suara. Indikasinya suara dihasilkan parau dan kasar.
Jika Anda melatih suara untuk bernyanyi, sampaikan mengapa mulut kita harus terbuka ketika bernyanyi. Yakni selain untuk memberi artikulasi yang baik, juga akan memberi suara terproduksi maksimal.
Latihan Resonansi.
1. Senandungkan 1 (satu) not/nada menengah/tinggi dengan mengatupkan bibir (humming).
2. Arahkan getaran-getaran tersebut ke nasal cavity. Rasakan getarannya pada daerah kepala bagian atas dan tengah. Jika getarannya semakin lembut, pertanda suara Anda semakin membaik.
3. Coba ulangi dengan menggunakan konsonan ‘..ng’. Lakukan lagi dengan merubah konsonan “ng’ dan vocal ‘a’ secara berulang.
4. Nyanyikan 1 nada menggunakan huruf vocal (a/o), lalu coba arahkan suara tepat lurus ke depan
(mulut/hidung), ke arah bawah dengan mendorong getaran ke resonan bawah, dan ke arah atas
dengan mendorong getaran ke resonan kepala bagian atas. Bedakan hasil produksi suara Anda.
5. Sekali lagi, berlatihlah dengan mencoba menggetarkan suara ke resonan belakang, yakni di sekitar
tengkuk dan leher.
Artikulasi.
Yang dimaksud adalah bagaimana kita dapat mengungkapkan lirik-lirik lagu dengan jelas. Hal ini tidak bisa tidak harus terus dilatih. Artikulasi dipengaruhi oleh kebiasaan kita berbicara. Pada umumnya kita malas untuk membuka mulut saat bernyanyi, sehingga produk suarapun tidak maksimal. Ruang resonansi pada bagian mulut tertutup.
Latihan (Huruf Vokal; terdiri atas huruf A , I , E , O , U)
1. Gerakkan alat-alat bicara dengan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Pastikan bahwa posisi lidah, gigi, bibir tepat dalam posisi pengucapan huruf-huruf vokal tersebut.
2. Lakukan kembali dengan cara 1 dengan menyuarakan huruf vokal tersebut. Pastikan suara Anda halus, lembut, tidak kasar atau parau.
3. Nyanyikan susunan tangga nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do dengan membuka mulut dengan benar dan jelas. Anda bisa ganti sukukata dengan du – bi – da – bi – du - bi – da - do
4. Untuk latihan yang terus-menerus, lakukan :
3 - 4 - 3 - 2 - 1
ma me mi mo mu
Huruf Konsonan.
Huruf konsonan harus dapat berubah dengan cepat dan jelas pada saat bernyanyi. Ada dua (2) kelompok
konsonan yang dapat kita bedakan :
1. Konsonan Hambat Oral, yakni huruf : P , T ,K , B , D , G
2. Konsonan Hambat Nasal, yakni huruf : M , N , NG
Latihan (Huruf Konsonan)
1. Latihlah kalimat berikut : ta-pa-ta-pa-ta .......berulang dengan cepat
2. Latihlah : B – M – B – M – B .....dan seterusnya.
3. Gunakan satu nada sembarang, lakukan Humming (hm). Rasakan bergetarnya rahang bagian atas.
Beberapa contoh Latihan pelemasan alat bicara :
Bacalah dengan suara jelas dan terang.
1. Konsonan P ; Pantolan di pola yang dipakai Pak Polan tadi pagi tampaknya terlalu panjang Punya siapa sapi putih penarik pedati dipagar putih itu?
2. Konsonan T ; Tukang todong yang tampan itu, terampil loncat dari kereta api cepat. Tapi sial tulangnya patah-patah berantakan. Lalu matilah dia seketika.
3. Konsonan K; Kata kawan-kawan kakak-kakakku, aku tentunya adik yang tekun. Kuku-kuku kakekku kelihatannya keras dan kaku-kaku.
4. Konsonan B ; Bayi bibi yang bernama Bobi di bale-bale bermain bola bersama bibi sambil tertawa
terbahak-bahak.
5. Konsonan D; dahi, dagu, dada, duku, dorong, kuda, badak, pondok, bundar, bajing, dandang, pedati.
6. Konsonan G ; ganggu, gampang, garam, guru, gantung, dst.
7. Konsonan M ; Meski Murni masih muda, namun senyumnya amat manis dan menawan. Mumu dan teman-temannya sering mengganggunya. Mimi mukanya memerah manja.
8. Konsonan N ; Neng Neni menari-nari lincah nan indah. Tangan mengayun bak bidadari dari
kahyangan.Penontonpun terpesona menikmati tariannya .
9. Konsonan NG ; Tunggang langgang Anang berlari pulang kampung. Kambing mang Imung di kandang hilang petang lalu.
Vokalisi .
Tahap berikutnya setelah Anda menguasai teknik Pernapasan, Resonansi dan Artikulasi adalah yang disebut Vokalisi. Vokalisi adalah dimana kita memdukan semua keterampilan di atas dalam bentuk latihan yang utuh.
Beberapa yang ingin dicapai dalam vokalisi adalah :
1. Memperoleh suara panjang.
2. Memperoleh suara yang luwes, fleksibel, lentur.
3. Memperoleh kelincahan suara.
4. Memperhalus perpindahan register suara.
5. Memanfaatkan suara kepala.
6. Menguasai keterampilan atas unsur-unsur musik.
Latihan (Solfegio)
a) 1 2 3 4 5 5 5 – 5 6 7 1’ 2’ 2’ 2’ – 2’ 1’ 7 6 5 5 5 - 5 4 3 2 1 1 1
b) 1 2 3 1 3 – 2 3 4 2 4 – 3 4 5 3 5 – 4 5 6 4 6 – 5 6 7 5 7- 6 7 1’ 6 1’ /
1’ 7 6 1’ 6 – 7 6 5 7 5 – 6 5 4 6 4 – 5 4 3 5 3 – 4 3 2 4 2 – 3 2 1 3 1 .
c) 1 2 3 – 2 3 4 – 3 4 5 – 4 5 6 – 5 6 7 – 6 7 1’ – 1’ 7 6 – 7 6 5 – 6 5 4- - 5 4 3 – 4 3 2 –3 2 1
d) 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 1’ – 1’ 7 1’ 6 1’ 5 1’ 4 1’ 3 1’ 2 1’ 1
e) 1 3 2 4 3 5 4 6 5 7 6 1 7 2 1 - 1’ 6 7 5 6 4 5 3 4 2 3 1
f) 3 5 1 3 2 4 7, 2 1 2 3 4 5 – 4 6 2 4 3 5 1 3 2 4 7, 2 1
Latihan (nilai not)
a) 1 3 5 / 1’ 7 6 / 5 . . / 3 . . / 2 4 6 / 2’ 1’ 7 / 6 . . / 5 . . / 3 5 1’ / 3’ 2’ 1’ / 6 . . / 4 . . / 4 5 6 /
7 1’ 2’ / 2’ . . / 1’ . . //
b) 1 3 3 . / 2 4 4 . / 3 5 5 . / 5 4 3 2 / 1 . 5 . / 1 . . . //
c) 1 23 45 67 / 1’ 2’ 1’ . / 1’ 76 54 32 / 1 7 1 . //
d) 1 1234 3 . / 2 2345 4 . / 3 3456 5 . / 4 4567 6 . / 5 5671’ 7 . / 6 671’2’ 1’ . /
1’ 1’765 6 . / 7 7654 5 . / 6 6543 4 . / 5 5432 3 . / 4 4321 2 . / 3 3217, 1 . //
VOKAL , Mekanisme Terjadinya Suara dan Pernafasan
TEKNIK VOKAL
Bernyanyi merupakan sebuah kegiatan seni yang paling murah dalam hal sarana. Karena semua alat sudah dimiliki oleh setiap manusia. Alat-alat tersebut diantaranya adalah pita suara, hidung, paru-paru, dll. Tetapi tidak demikian mudah untuk menjadikan suara kita menjadi alat musik, yang siap untuk membangun karya seni. Hal ini harus dilakukan berbagai latihan yang terus menerus, atau disebut mengolah teknik vokal.
Mekanisme Terjadinya Suara.
Udara kita hirup melalui rongga hidung (inhalasi), pita suara terbuka. Udara masuk ke dalam paru paru. Lalu udara dihembuskan keluar melewati celah sempit, pita suara merapat, dan bergetarlah pita suara. Getaran ini dipantulkan ke ruang-ruang resonansi yang berada di seluruh tubuh kita. Lalu oleh alat-alat bicara getaran yang telah diperkuat tadi dibentuk.
Pita suara selain sebagai sumber suara, juga memberi ketinggian suara, warna suara, kekuatan suara, serta sifat/karakteristik suara.
Mengapa seseorang memiliki warna suara yang berbeda dengan orang yang lainnya?
Pernapasan.
Pernapasan dalam kegiatan bernyanyi tidaklah sama dengan pernapasan yang biasa dilakukan sehari-hari. Bernyanyi merupakan aktivitas yang bergantung pada pernapasan dalam, yang mana memerlukan adanya pengontrolan guna memperoleh hasil suara yang maksimal.
Untuk bernyanyi diperlukan napas yang panjang dan terukur. Paru-paru harus terisi secara maksimal,
ditunjang oleh otot-otot diafragma. Pengontrolan terjadi saat menghitup napas (inhakasi) dan
menghembuskan napas (Ekshalasi). Pada saat inhalasi, otot-otot diafragma harus dikendalikan agar dapat menunjang pernapasan yangdalam. Begitu pula pada saat ekshalasi, pengontrolan dilakukan untuk mengefisienkan pernapasan agar kestabilan suara dapat terjaga, serta menghindari pemborosan udara yang tersimpan.
Latihan 1.
1. Anda berdiri tegak.
2. Rabalah tulang rusuk paling bawah.
3. Letakkan dan sedikit memberi tekanan, tepatnya diantara tulang rusuk paling bawah dan perut
bagian atas.
4. Inhalasi melalui hidung dengn perlahan dan lembut hingga mencapai udara yang maksimal.
5. Rasakan terjadinya gerakan, dan telapak tangan Anda terdorong ke luar.
6. Pada saat inhalasi, pastikan bahwa dada bagian atas tidak bergerak ke depan. Begitu pula pada
bahu tidak ada gerakan ke atas.
7. Ketika ekshalasi telapak tangan bergerak ke dalam, rusuk mengempis dan perut kembali pada
posisi normal.
Proses latihan dalam olah pernafasan, terdiri dalam 3 tahapan :
a. Inhalasi ; menghirup udara secara penuh secara cepat.
b. Ekshalasi ; menghembuskan napas secara perlahan, lembut dan teratur.
c. Relaksasi ; mengendurkan otot-otot.
Ketiga tahapan ini dilakukan berulang-ulang.
Alangkah mudahnya bernyanyi dengan memilki kemampuan pernapasan yang panjang. Hal ini secara
penuh akan menunjang pembentukan frase-frase lagu. Not-not dinyanyikan bersambungan tanpa merasa kelelahan.
Latihan 2 , (memperkuat otot-otot diafragma)
1. Lakukan inhalasi dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya.
2. Tahan udara yang telah terkumpul dalam paru-paru selama 15 – 30 detik.
3. Lakukan ekshalasi secara penuh.
4. Relaksasi.
5. Lakukan berulang-ulang hingga kita memiliki peningkatan daya tahan.
Latihan 3, (pengontrolan ekshalasi)
1. Lakukan inhalasi dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya.
2. Ekshalasi melalui hidung, dengan senandung satu nada (misal: do) atau diistilahkan humming menutup rapat bibir.
3. Kendalikan ekshalasi tersebut bertahan hingga 10 – 30 detik.
4. Selama melakukan humming, rasakan getaran yang terjadi pada kepala bagian tengah (pipi, hidung, bibir).
5. Lakukan berulang-ulang hingga kita memiliki peningkatan daya tahan.
Latihan 4, (peningkatan tenaga)
1. Nyanyikan nada : do – mi – sol – do’ – sol – mi – do – do’ – do , dalam satu kali inhalasi.
2. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
3. Lakukan dengan bentuk lain dengan urutan nada : do – re – mi - fa – sol – fa - mi – re – do – mi -
sol – mi – do. Jika telah terbiasa, lantunkan dengan ‘la’ .
4. Patikan Anda melakukannya dengan satu kali inhalasi.
5. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
Latihan 5, (kontrol napas pada nada sama)
1. Nyanyikan nada : do-re-mi-fa-sol-sol-sol ....sol-fa-mi-re-do-do-do
2. Kendalikan napas yang digunakan untuk membunyikan nada yang sama.
3. Jika telah terbiasa, lantunkan dengan ‘la’ .
4. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
Masih banyak metoda yang dapat dikembangkan untuk berlatih ‘olah napas’ yang dapat ditentukan sendiri
Bernyanyi merupakan sebuah kegiatan seni yang paling murah dalam hal sarana. Karena semua alat sudah dimiliki oleh setiap manusia. Alat-alat tersebut diantaranya adalah pita suara, hidung, paru-paru, dll. Tetapi tidak demikian mudah untuk menjadikan suara kita menjadi alat musik, yang siap untuk membangun karya seni. Hal ini harus dilakukan berbagai latihan yang terus menerus, atau disebut mengolah teknik vokal.
Mekanisme Terjadinya Suara.
Udara kita hirup melalui rongga hidung (inhalasi), pita suara terbuka. Udara masuk ke dalam paru paru. Lalu udara dihembuskan keluar melewati celah sempit, pita suara merapat, dan bergetarlah pita suara. Getaran ini dipantulkan ke ruang-ruang resonansi yang berada di seluruh tubuh kita. Lalu oleh alat-alat bicara getaran yang telah diperkuat tadi dibentuk.
Pita suara selain sebagai sumber suara, juga memberi ketinggian suara, warna suara, kekuatan suara, serta sifat/karakteristik suara.
Mengapa seseorang memiliki warna suara yang berbeda dengan orang yang lainnya?
Pernapasan.
Pernapasan dalam kegiatan bernyanyi tidaklah sama dengan pernapasan yang biasa dilakukan sehari-hari. Bernyanyi merupakan aktivitas yang bergantung pada pernapasan dalam, yang mana memerlukan adanya pengontrolan guna memperoleh hasil suara yang maksimal.
Untuk bernyanyi diperlukan napas yang panjang dan terukur. Paru-paru harus terisi secara maksimal,
ditunjang oleh otot-otot diafragma. Pengontrolan terjadi saat menghitup napas (inhakasi) dan
menghembuskan napas (Ekshalasi). Pada saat inhalasi, otot-otot diafragma harus dikendalikan agar dapat menunjang pernapasan yangdalam. Begitu pula pada saat ekshalasi, pengontrolan dilakukan untuk mengefisienkan pernapasan agar kestabilan suara dapat terjaga, serta menghindari pemborosan udara yang tersimpan.
Latihan 1.
1. Anda berdiri tegak.
2. Rabalah tulang rusuk paling bawah.
3. Letakkan dan sedikit memberi tekanan, tepatnya diantara tulang rusuk paling bawah dan perut
bagian atas.
4. Inhalasi melalui hidung dengn perlahan dan lembut hingga mencapai udara yang maksimal.
5. Rasakan terjadinya gerakan, dan telapak tangan Anda terdorong ke luar.
6. Pada saat inhalasi, pastikan bahwa dada bagian atas tidak bergerak ke depan. Begitu pula pada
bahu tidak ada gerakan ke atas.
7. Ketika ekshalasi telapak tangan bergerak ke dalam, rusuk mengempis dan perut kembali pada
posisi normal.
Proses latihan dalam olah pernafasan, terdiri dalam 3 tahapan :
a. Inhalasi ; menghirup udara secara penuh secara cepat.
b. Ekshalasi ; menghembuskan napas secara perlahan, lembut dan teratur.
c. Relaksasi ; mengendurkan otot-otot.
Ketiga tahapan ini dilakukan berulang-ulang.
Alangkah mudahnya bernyanyi dengan memilki kemampuan pernapasan yang panjang. Hal ini secara
penuh akan menunjang pembentukan frase-frase lagu. Not-not dinyanyikan bersambungan tanpa merasa kelelahan.
Latihan 2 , (memperkuat otot-otot diafragma)
1. Lakukan inhalasi dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya.
2. Tahan udara yang telah terkumpul dalam paru-paru selama 15 – 30 detik.
3. Lakukan ekshalasi secara penuh.
4. Relaksasi.
5. Lakukan berulang-ulang hingga kita memiliki peningkatan daya tahan.
Latihan 3, (pengontrolan ekshalasi)
1. Lakukan inhalasi dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya.
2. Ekshalasi melalui hidung, dengan senandung satu nada (misal: do) atau diistilahkan humming menutup rapat bibir.
3. Kendalikan ekshalasi tersebut bertahan hingga 10 – 30 detik.
4. Selama melakukan humming, rasakan getaran yang terjadi pada kepala bagian tengah (pipi, hidung, bibir).
5. Lakukan berulang-ulang hingga kita memiliki peningkatan daya tahan.
Latihan 4, (peningkatan tenaga)
1. Nyanyikan nada : do – mi – sol – do’ – sol – mi – do – do’ – do , dalam satu kali inhalasi.
2. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
3. Lakukan dengan bentuk lain dengan urutan nada : do – re – mi - fa – sol – fa - mi – re – do – mi -
sol – mi – do. Jika telah terbiasa, lantunkan dengan ‘la’ .
4. Patikan Anda melakukannya dengan satu kali inhalasi.
5. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
Latihan 5, (kontrol napas pada nada sama)
1. Nyanyikan nada : do-re-mi-fa-sol-sol-sol ....sol-fa-mi-re-do-do-do
2. Kendalikan napas yang digunakan untuk membunyikan nada yang sama.
3. Jika telah terbiasa, lantunkan dengan ‘la’ .
4. Lakukan berulang dengan nada do berubah (do=G, do=A, do = B, dan seterusnya, makin lama
nada berubah semakin tinggi).
Masih banyak metoda yang dapat dikembangkan untuk berlatih ‘olah napas’ yang dapat ditentukan sendiri
Sabtu, 20 Oktober 2018
SENI MUSIK PADA MASYARAKAT BATAK TOBA
Menurut Koentjaraningrat
(1982:395-397), “kesenian merupakan
ekspresi manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada
mulanya bersifat deskriptif”. Masyarakat Batak Toba memiliki berbagai macam
bentuk kesenian, yaitu seni suara, seni tari, seni rupa dan seni sastra. Seni suara merupakan
suatu bentuk karya seni yang dapat dinikmati manusia melalui pendengaran,
seperti seni vokal, seni instrumental, dan seni sastra. Seni vokal yang
berkembang pada masyarakat Batak Toba, yaitu berupa ende mandideng yaitu musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan
anak, sedangkan seni suara melalui instrumen ada berupa bunyi atau repertoar
musik tradisional yang dimainkan dengan sulim,
hasapi, sarune etek, sarune bolon, garantung, saga-saga, mengmung, balobat,
taganing, ogung dan lain-lain.
Seni sastra terutama sastra lisan, yaitu berupa umpasa dan umpama yang
paling banyak dikuasai oleh masyarakat Batak Toba.
Seni rupa adalah suatu bentuk
kesenian yang dapat dinikmati melalui penglihatan (mata). Pada masyarakat Batak
Toba, ini dapat dilihat dari ukiran-ukiran pada rumah Batak (Jabu Bolon) yang menghiasi tiang-tiang
dan dinding. Seni tari dan gerak merupakan
gabungan antara seni musik dan gerak yang dapat dinikmati oleh manusia melalui
mata maupun telinga. Seni tari yang berkembang pada masyarakat Batak Toba, yaitu
berupa tor-tor, monsak, dan
lain-lain.
Seni Musik
Musik pada masyarakat Batak Toba tercakup dalam dua
bagian besar, yaitu musik vokal dan musik instrumental.
MusikVokal
Musik
vokal tradisional pembagiannya ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu
tersebut yang dapat dilihat dari liriknya. Ben Pasaribu (1986 : 27-28) membuat
pembagian terhadap musik vokal tradisional Batak Toba dalam delapan bagian,
yaitu :
1.
Ende mandideng, adalah
musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak ( lullaby)
2.
Ende sipaingot,
adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan menikah.
Dinyanyikan pada saat senggang pada hari menjelang pernikahan tersebut.
3.
Ende pargaulan,
adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo-chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda-mudi dalam waktu
senggang, biasanya malam hari.
4.
Ende tumba,
adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan saat pengiring tarian hiburan (tumba). Penyanyinya sekaligus menari
dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar.
Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di alaman (halaman
kampung) pada malam terang bulan.
5.
Ende sibaran,
adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya
adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi di tempat yang sepi.
6.
Ende pasu-pasuan,
adalah musik vokal yang berkenaan dengan pemberkatan. Berisi lirik-lirik
tentang kekuasaan yang abadi dari yang maha kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh
orang-orang tua kepada keturunannya.
7.
Ende hata,
adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara
monoton, seperti metric speech.
Liriknya berupa rangkaian pantun dengan bentuk aabb yang memiliki jumlah suku
kata yang sama. Biasanya dimainkan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipimpin oleh
seorang yang lebih dewasa atau orang tua.
8.
Ende andung,
adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah
meninggal dunia, yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung melodinya datang secara
spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan trampil
dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis
nyanyian ini.
Demikian
juga Hutasoit yang dikutip oleh Ritha Ony (1988 : 13) membagi kategori musik
vokal menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Ende
namarhadohoan, yaitu musik vokal yang dinyanyikan untuk acara-acara namarhadohoan (resmi).
2.
Ende siriakon,
yaitu musik vokal yang dinyanyikan oleh masyarakat Batak Toba dalam kegiatan
sehari-hari.
3.
Ende sibaran,
yaitu musik vokal yang dinyanyikan dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa
kesedihan atau dukacita.
Dari
beberapa jenis musik vokal tersebut yang sering terdapat di kota
Medan adalah
jenis ende andung dan ende sibaran, dimana saat terjadi
peristiwa dukacita, maka akan ada ada beberapa pihak dari keluarga yang meninggal
dunia tersebut yang mengandungi jenazah orang yang meninggal dunia tersebut sebelum dimakamkan.
Musik Instrumental
Dalam
musik instrumental ada beberapa instrumen yang lazim digunakan dalam ansambel
maupun disajikan dalam permainan tunggal, baik dalam kaitannya dalam upacara
adat, religi maupun sebagai hiburan.
Pada
masyarakat Batak Toba terdapat dua ansambel musik tradisional, yaitu: ansambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. Selain itu ada juga instrument musik
tradisional yang digunakan secara tunggal.
Ansambel Gondang Hasapi
Beberapa
instrumen yang terdapat dalam ansambel gondang
hasapi adalah sebagai berikut:
1.
Hasapi ende (plucked lute dua senar) jenis chordophone yang berfungsi sebagai
pembawa melodi, dimainkan dengan cara mamiltik
(dipetik).
2.
Hasapi doal (plucked lute dua senar), sama denga hasapi ende, namun hasapi doal berfungsi sebagai pembawa ritem konstan, dan berukuran
lebih besar dari hasapi ende.
3.
Sarune etek (shawm), kelompok aerophone yang memiliki reed tunggal (single reed) dimainkan dengan mangombus
marsiulak hosa (meniup dengan terusmenerus).
4.
Garantung,
kelompok xylophone, pembawa melodi
juga sebagai pembawa ritem variabel pada lagu-lagu tertentu. Dimainkan dengan
cara dipalu.
5.
Hesek,
instrumen idiophone sebagai pembawa
tempo (ketukan dasar).
Ansambel Gondang Sabangunan
Beberapa
instrumen yang terdapat dalam ansambel gondang
sabangunan adalah sebagai berikut:
1. Taganing, kelompok membranophone, dari segi teknis, instrumen taganing memiliki
tanggung jawab dalam penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama
dengan
2. sarune bolon. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.
2. sarune bolon. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.
3. Gordang (single headed drum) ini berfungsi sebagai instrumen ritme variabel,
yaitu memainkan iringan musik lagu yang bervariasi.
4. Sarune (shawm) kelompok aerophone
yang doble reed berfungsi sebagai
alat untuk memainkan melodi lagu yang dibawakan oleh taganing.
4. Ogung
Oloan (pemimpin atau yang harus dituruti) ogung Oloan mempunyai
fungsi sebagai instrumen ritme konstan, yaitu memainkan iringan irama lagu dengan
model yang tetap. Fungsi ogung oloan ini
umumnya sama dengan fungsi ogung ihutan,
ogung panggora dan ogung doal dan sedikit sekali
perbedaannya. Ogung doal
memperdengarkan bunyinya tepat di tengah-tengah dari dua pukulan hesek dan menimbulkan suatu efek synkopis nampaknya merupakan suatu ciri khas dari gondang sabangunan. Fungsi dari ogung panggora ditujukan pada dua
bagian. Di satu bagian, ia berbunyi bersamaan dengan tiap pukulan yang kedua,
sedang di bagian lain sekali berbunyi bersamaan dengan ogung ihutan dan sekali lagi bersamaan dengan ogung oloan. Oleh
karena musik dari gondang sabangunan ini pada umumnya dimainkan dalam tempo
yang cepat, maka para penari maupun pendengar hanya berpegang pada bunyi ogung
oloan dan ihutan saja. Berdasarkan hal ini, maka ogung oloan yang berbunyi
lebih rendah itu berarti “pemimpin” atau “Yang harus di turuti” , sedang ogung
ihutan yang berbunyi lebih tinggi, itu “Yang menjawab” atau “Yang menuruti”.
Maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi yang berlangsung antara ogung
oloan dan ogung ihutan dianggap oleh orang Batak Toba sebagai suatu permainan
“tanya jawab”.
Ogung Ihutan atau Ogung
pangalusi (Yang menjawab atau yang menuruti).
Ogung panggora atau Ogung
Panonggahi (Yang berseru atau yang membuat orang terkejut).
Ogung Doal
5. Hesek ini berfungsi menuntun instrumen lain secara
bersama-sama dimainkan. Tanpa hesek, permainan musik instrumen akan terasa
kurang lengkap. Walaupun bentuk instrumen dan suaranya sederhana saja, namun
peranannya penting dan menentukan sebagai pembawa tempo.
Instrumen Tunggal
Instrumen
tunggal adalah alat musik yang dimainkan secara tunggal yang terlepas dari
ansambel gondang hasapi dan gondang sabangunan. instrumen yang termasuk
instrumen tunggal dalam masyarakat Batak Toba antara lain:
1. Sulim (transverse flute), kelompok aerophone. Dimainkan dengan meniup dari
samping (side blown flute), berfungsi
membawa melodi
2. Saga-saga (jew’s harp) klasifikasi idiophone. Dimainkan dengan menggetarkan
lidah dan instrumenttersebut di rongga mulut sebagai resonatornya.
3.
Jenggong (jew’s harp) mempunyai konsep yang sama
dengan saga-saga, namun materinya
berbeda karena terbuat dari logam.
4. Talatoit (transverse flute), sering juga disebut salohat atau tulila. Dimainkan dengan meniup dari samping. Kelompok aerophone.
5.
Sordam (long flute) terbuat dari bambu, kelompok
aerophone, dimainkan dengan ditiup
dari ujung (end blown flute).
6. Tanggeteng,
alat musik yang senarnya terbuat dari rotan dan peti kayu sebagai resonatornya.
Dari
ketiga jenis seni musik instrumental di atas, yang kerap ditemukan di kota
Medan hanyalah ansambel gondang
sabangunan, sedangkan ansambel gondang
hasapi sudah sangat jarang, namun demikian terdapat juga beberapa
pengggabungan antara instrumen tunggal dengan anasambel gondang hasapi yang di
kota Medan sering disebut uning-uningan,
juga sering digabungkan dengan instrumen musik barat seperti, keyboard, guitar, bass, drum, saxophone,
trompet, yang di kota Medan sering disebut brass band atau musik tiup.
PENGERTIAN AKOR & BENTUK AKOR
PENGERTIAN AKOR
Akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan bersamaan akan terdengar harmonis. Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan secara bersama (serentak) ataupun bergantian (arpegio). Paduan nada biasanya sebagai penyerta melodi. Keterpaduan nada-nada dalam akor terlihat pada aransemen lagu dengan banyak alat musik dan aransemen lagu untuk paduan suara. Nada-nada yang berasal dari instrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan bersamasama akan membentuk suatu akor. Akor tidak hanya berperan sebagai penyerta, tetapi juga menyatu dengan melodi
a. Nama Akor Beserta Tingkatannya
Akor terdiri atas tingkatan-tingkatan. Tingkatan akor adalah sebagai berikut
b. Rumus Membuat Akor
Dalam penyusunan akor baik mayor maupun minor ada rumus-rumusnya.
Berikut ini rumus dalam membuat akor.
c. Simbol Akor
Alat musik yang dapat membentuk paduan nada dalam memainkan akor, antara lain gitar, piano, keyboard, electone, organ, ukulele, dan akordion. Simbol akor diperlukan dalam pembuatan aransemen musik atau lagu. Dalam penulisannya, akor ditulis di atas melodi lagu. Dalam ilmu harmoni, simbol akor dibedakan menjadi tiga macam, yaitu simbol angka, huruf, dan gambar.
1) Simbol Angka
Simbol angka yang digunakan untuk menuliskan simbol akor adalah jenis angka Romawi I sampai dengan VII. Akor dengan angka romawi dibedakan menjadi dua, yaitu
a) akor mayor ditulis dengan angka romawi besar (I, II, III, IV, V, VI,VII);
b) akor minor ditulis dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, vii).
2) Simbol Huruf
Simbol huruf dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a) akor mayor ditulis menggunakan huruf besar;
b) akor minor ditulis menggunakan huruf kecil.
Contoh:
1) Akor C mayor simbol hurufnya C
2) Akor d minor simbol hurufnya dm
3) Akor G septime simbol hurufnya G7
4) Akor a minor septime simbol hurufnya am7
5) Akor b diminished simbol hurufnya bdim
3) Simbol Gambar
Simbol gambar ditulis menggunakan dua macam bentuk, yaitu bentuk gambar dalam notasi balok dan bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
a) Bentuk gambar dalam notasi balok.
Contoh:
b) Bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
Contoh:
Penerapan akor pada alat musik gitar.
Di dalam setiap tanda formasi terdapat angka-angka yang menunjukkan peran jari.
Angka 0 berarti tanpa tekanan jari (senar dibunyikan)
Angka 1 berarti ditekan dengan jari telunjuk
Angka 2 berarti ditekan dengan jari tengah
Angka 3 berarti ditekan dengan jari manis
Angka 4 berarti ditekan dengan jari kelingking
Contoh:
Penerapan akor pada alat musik keyboard atau piano. Berikut ini nada-nada dan posisi jari dalam memainkan alat musik keyboard atau piano.
d. Akor Balikan (Inversi)
Permainan akor dalam mengiringi lagu tidak selalu dimainkan secara bersama. Kadang akor tersebut dimainkan secara arpegio (berurutan). Permainan arpegio sering dijumpai pada permainan alat musik gitar, harpa, piano, dan siter. Dalam penyajiannya, akor tidak selalu dari dasar. Akan tetapi, dapat dimulai nada ters atau kwint. Berikut ini beberapa akor dasar dan kebalikannya.
Di dalam bentuk permainan musik, posisi jari pada alat musik harmonis tidak selalu terikat pada bentuk akor, seperti teori, tetapi boleh dibalik dengan tujuan memudahkan posisi jari berpindah dari akor yang satu ke akor yang lain tanpa harus menggeser ketiga jari tersebut.
BENTUK AKOR
Sebuah lagu akan lebih menarik apabila dalam penyajiannya menggunakan harmoni yang ditunjukkan dengan penerapan akor-akor. Penggunaan akor untuk mengiringi sebuah lagu terlebih dahulu harus memerhatikan tangga nada yang dipakai, melodi, frase lagu, dan arah gerak akor. Arah gerak akor dalam sebuah lagu mengikuti melodinya. Putaran-putaran akor mengikuti satu patokan tertentu dan merupakan suatu arus yang selalu teratur. Di dalam praktik musik atau dalam bernyanyi dengan iringan alat musik harmonis selain secara teoretis kita harus sering melakukannya secara praktik. Terutama pada inversi akor karena dengan seringnya berlatih akan semakin baik dan peka terhadap perpindahan dari akor yang satu ke akor yang lain. Berikut ini contoh akor-akor yang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu atau nyanyian.
a. Akor yang digunakan alat musik gitar.
b. Akor yang digunakan alat musik keyboard atau piano.
Akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan bersamaan akan terdengar harmonis. Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan secara bersama (serentak) ataupun bergantian (arpegio). Paduan nada biasanya sebagai penyerta melodi. Keterpaduan nada-nada dalam akor terlihat pada aransemen lagu dengan banyak alat musik dan aransemen lagu untuk paduan suara. Nada-nada yang berasal dari instrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan bersamasama akan membentuk suatu akor. Akor tidak hanya berperan sebagai penyerta, tetapi juga menyatu dengan melodi
a. Nama Akor Beserta Tingkatannya
Akor terdiri atas tingkatan-tingkatan. Tingkatan akor adalah sebagai berikut
b. Rumus Membuat Akor
Dalam penyusunan akor baik mayor maupun minor ada rumus-rumusnya.
Berikut ini rumus dalam membuat akor.
c. Simbol Akor
Alat musik yang dapat membentuk paduan nada dalam memainkan akor, antara lain gitar, piano, keyboard, electone, organ, ukulele, dan akordion. Simbol akor diperlukan dalam pembuatan aransemen musik atau lagu. Dalam penulisannya, akor ditulis di atas melodi lagu. Dalam ilmu harmoni, simbol akor dibedakan menjadi tiga macam, yaitu simbol angka, huruf, dan gambar.
1) Simbol Angka
Simbol angka yang digunakan untuk menuliskan simbol akor adalah jenis angka Romawi I sampai dengan VII. Akor dengan angka romawi dibedakan menjadi dua, yaitu
a) akor mayor ditulis dengan angka romawi besar (I, II, III, IV, V, VI,VII);
b) akor minor ditulis dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, vii).
2) Simbol Huruf
Simbol huruf dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a) akor mayor ditulis menggunakan huruf besar;
b) akor minor ditulis menggunakan huruf kecil.
Contoh:
1) Akor C mayor simbol hurufnya C
2) Akor d minor simbol hurufnya dm
3) Akor G septime simbol hurufnya G7
4) Akor a minor septime simbol hurufnya am7
5) Akor b diminished simbol hurufnya bdim
3) Simbol Gambar
Simbol gambar ditulis menggunakan dua macam bentuk, yaitu bentuk gambar dalam notasi balok dan bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
a) Bentuk gambar dalam notasi balok.
Contoh:
b) Bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
Contoh:
Penerapan akor pada alat musik gitar.
Di dalam setiap tanda formasi terdapat angka-angka yang menunjukkan peran jari.
Angka 0 berarti tanpa tekanan jari (senar dibunyikan)
Angka 1 berarti ditekan dengan jari telunjuk
Angka 2 berarti ditekan dengan jari tengah
Angka 3 berarti ditekan dengan jari manis
Angka 4 berarti ditekan dengan jari kelingking
Contoh:
Penerapan akor pada alat musik keyboard atau piano. Berikut ini nada-nada dan posisi jari dalam memainkan alat musik keyboard atau piano.
d. Akor Balikan (Inversi)
Permainan akor dalam mengiringi lagu tidak selalu dimainkan secara bersama. Kadang akor tersebut dimainkan secara arpegio (berurutan). Permainan arpegio sering dijumpai pada permainan alat musik gitar, harpa, piano, dan siter. Dalam penyajiannya, akor tidak selalu dari dasar. Akan tetapi, dapat dimulai nada ters atau kwint. Berikut ini beberapa akor dasar dan kebalikannya.
Di dalam bentuk permainan musik, posisi jari pada alat musik harmonis tidak selalu terikat pada bentuk akor, seperti teori, tetapi boleh dibalik dengan tujuan memudahkan posisi jari berpindah dari akor yang satu ke akor yang lain tanpa harus menggeser ketiga jari tersebut.
BENTUK AKOR
Sebuah lagu akan lebih menarik apabila dalam penyajiannya menggunakan harmoni yang ditunjukkan dengan penerapan akor-akor. Penggunaan akor untuk mengiringi sebuah lagu terlebih dahulu harus memerhatikan tangga nada yang dipakai, melodi, frase lagu, dan arah gerak akor. Arah gerak akor dalam sebuah lagu mengikuti melodinya. Putaran-putaran akor mengikuti satu patokan tertentu dan merupakan suatu arus yang selalu teratur. Di dalam praktik musik atau dalam bernyanyi dengan iringan alat musik harmonis selain secara teoretis kita harus sering melakukannya secara praktik. Terutama pada inversi akor karena dengan seringnya berlatih akan semakin baik dan peka terhadap perpindahan dari akor yang satu ke akor yang lain. Berikut ini contoh akor-akor yang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu atau nyanyian.
a. Akor yang digunakan alat musik gitar.
b. Akor yang digunakan alat musik keyboard atau piano.
TEKNIK VOCAL DALAM BERNYANYI
Untuk menjadi seorang penyanyi yang baik, kita harus mengetahui, memahami, dan mempergunakan organ-organ tubuh tersebut secara betul. Pemeliharaan organ-organ tubuh sangat penting agar suara tidak rusak atau terganggu. Oleh karena itu, dalam bab ini akan dibahas tentang proses pembentukan suara. Mutu suara manusia ditentukan oleh organ-organ suara yang ada di dalam tubuh. Organ-organ tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Sumber suara manusia, yaitu pita suara berbentuk selaput tipis merentang
pada pangkal tenggorokan. Pita suara anak laki-laki lebih panjang dibanding
pita suara anak perempuan.
b. Ruang resonansi, yaitu rongga tenggorokan, mulut, hidung, dan dada. Fungsi
resonator adalah membantu getaran suara menjadi kuat.
c. Alat pernapasan, yaitu paru-paru yang di dalamnya terdapat gelembung yang
disebut bronchi sebagai penampung suara.
d. Pernapasan, yaitu ke luar masuknya udara melalui paru-paru.
e. Alat-alat motorik atau alat penggerak, yaitu otot-otot sekitar punggung,
diafragma, dan dada.
a. Sumber suara manusia, yaitu pita suara berbentuk selaput tipis merentang
pada pangkal tenggorokan. Pita suara anak laki-laki lebih panjang dibanding
pita suara anak perempuan.
b. Ruang resonansi, yaitu rongga tenggorokan, mulut, hidung, dan dada. Fungsi
resonator adalah membantu getaran suara menjadi kuat.
c. Alat pernapasan, yaitu paru-paru yang di dalamnya terdapat gelembung yang
disebut bronchi sebagai penampung suara.
d. Pernapasan, yaitu ke luar masuknya udara melalui paru-paru.
e. Alat-alat motorik atau alat penggerak, yaitu otot-otot sekitar punggung,
diafragma, dan dada.
TEKNIK VOKAL
Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya,
suara manusia juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi,
resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.
Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya,
suara manusia juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi,
resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.
a. Intonasi
Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang
penyanyi karena tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada),
suara yang dihasilkan menjadi sumbang dan tidak merdu.
Istilah intonasi mempunyai pengertian yang berbeda apabila diterapkan
dalam bahasa atau seni vokal. Namun, sebenarnya saling mendukung dan
memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi seorang penyanyi, musisi, dan
komponis. Banyak suku kata yang memiliki teknik pengucapan tersendiri.
Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata.
Intonasi mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada
yang tepat akan menghasilkan suara jernih, nyaring, dan enak didengar.
Untuk mendapatkan intonasi yang baik, coba nyanyikan nada-nada berikut
secara berulang.
Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan dengan cara menyanyikan
nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan
lagu dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu
dengan cara disambung. Adapun langkah-langkah berlatih kelenturan
adalah sebagai berikut.
nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan
lagu dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu
dengan cara disambung. Adapun langkah-langkah berlatih kelenturan
adalah sebagai berikut.
a) Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebihcepat.
b) Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.
c) Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada
bawah ke nada tinggi dengan artikulasi na, ka, la, dan ra.
Contohnya:
d) Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis.
Contoh:
e) Tahap kelima, menyanyikan lagu yang sesuai tahap-tahap latihan.
b. Artikulasi
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti
dan dipahami pendengar. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik, antara lain sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.
dan dipahami pendengar. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik, antara lain sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.
1) Sikap
Sikap badan yang benar akan membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai pendorong
utama produksi suara. Sikap yang baik, antara lain
a) kepala harus tegak, pandangan ke depan;
b) tulang punggung lurus;
c) dada sedikit membusung;
d) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.
b) tulang punggung lurus;
c) dada sedikit membusung;
d) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.
2) Posisi Mulut
Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut.
Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut.
a) Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips)
sehingga suara yang ke luar tidak lemah dan bulat.
b) Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibirsebelah atas.
c) Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supayakekuatan suara tidak berkurang.
d) Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang keluar menjadi jelas dan lantang.
e) Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup
lubang yang menuju ke rongga hidung.
f) Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap
mendatar, sedangkan ujung lidah menyinggung gigi seri sebelah bawah.
Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang dihasilkan menjadi pekak, lemah, dan tidak nyaring.
3) Latihan Vokalisis
Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa latihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf hidup. Tujuan latihan
vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi bulat, merdu, dan indah. Perhatikan bentuk mulut huruf vokal pada gambar berikut ini!
Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa latihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf hidup. Tujuan latihan
vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi bulat, merdu, dan indah. Perhatikan bentuk mulut huruf vokal pada gambar berikut ini!
4) Teknik Pembentukan Bunyi Vokal
Bunyi vokal adalah bunyi yang ke luar karena udara dari paru-paru tidak mendapat rintangan. Jenis dan macam vokal tergantung dari posisi bibir, tinggi rendah lidah, dan maju mundurnya lidah.
Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u, dan a; Vokal e, i; dan Vokal e (pepet).
Bunyi vokal adalah bunyi yang ke luar karena udara dari paru-paru tidak mendapat rintangan. Jenis dan macam vokal tergantung dari posisi bibir, tinggi rendah lidah, dan maju mundurnya lidah.
Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u, dan a; Vokal e, i; dan Vokal e (pepet).
5) Teknik Pembentukan Bunyi Konsonan
Bunyi konsonan adalah bunyi yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau hambatan. Terbentuknya bunyi konsonan tergantung peranan lidah sebagai artikulator dan sasaran titik artikulasi. Macam-macam bunyi konsonan adalah sebagai berikut.
c. Resonansi
Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5–2 cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang.
Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5–2 cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang.
d. Pernapasan
Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang digunakan saat menyanyi lebih banyak dibandingkan persediaan untuk bernapas sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak mungkin waktu menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi menjadi tiga macam, yaitu teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.
Perhatian!
a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung
sehingga rongga dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.
b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secarabertahap.
c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis(sis ... sis ...).
a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung
sehingga rongga dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.
b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secarabertahap.
c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis(sis ... sis ...).
Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.
e. Pembawaan
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan dalam menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan klimaks lagu.
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan dalam menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan klimaks lagu.
1. Beberapa hal yang diperhatikan dalam teknik vokal, antara lain intonasi, resonansi, artikulasi,
pernapasan, dan pembawaan.
2. Organ-organ suara dalam tubuh manusia, antara lain pita suara, alat pernapasan, ruang resonansi,
dan alat motorik.
3. Intonasi adalah ketepatan suatu nada (pitch). Untuk membentuk intonasi yang benar, dibutuhkan
pendengaran yang baik; pernapasan yang baik; (rasa musikalitas); dan teknik latihan
kelenturan.
pernapasan, dan pembawaan.
2. Organ-organ suara dalam tubuh manusia, antara lain pita suara, alat pernapasan, ruang resonansi,
dan alat motorik.
3. Intonasi adalah ketepatan suatu nada (pitch). Untuk membentuk intonasi yang benar, dibutuhkan
pendengaran yang baik; pernapasan yang baik; (rasa musikalitas); dan teknik latihan
kelenturan.
4. Artikulasi adalah cara pengucapan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti
dan dipahami pendengar. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi
yang baik adalah sikap badan, posisi mulut, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal, dan
pembentukan bunyi konsonan.
5. Tujuan vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan
teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi nyaring, merdu, dan indah.
6. Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang
timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara.
7. Teknik pernapasan ada tiga macam, yaitu pernapasan dada (costal), pernapasan perut (abdominal),
dan pernapasan diafragma.
dan dipahami pendengar. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi
yang baik adalah sikap badan, posisi mulut, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal, dan
pembentukan bunyi konsonan.
5. Tujuan vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan
teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi nyaring, merdu, dan indah.
6. Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang
timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara.
7. Teknik pernapasan ada tiga macam, yaitu pernapasan dada (costal), pernapasan perut (abdominal),
dan pernapasan diafragma.
TANGGA NADA DIATONIS MAYOR, MINOR & PENTATONIS
Tangga Nada
Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang.
Misalnya, do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis.
1) Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak tangga nada, yaitu satu dan setengah. Nada-nada pada piano dan organ termasuk sistem diatonis. Tangga nada diatonis ada beberapa macam sebagai berikut.
a) Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada mayor adalah tangga nada diatonis yang susunan
nada-nadanya berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2.
Contoh:
b) Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya
berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1.
Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
(1) Tangga Nada Minor Asli
Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.
(2) Tangga Nada Minor Harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
(3) Tangga Nada Minor Melodis
Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.
2) Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan.
Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang.
Misalnya, do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis.
1) Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak tangga nada, yaitu satu dan setengah. Nada-nada pada piano dan organ termasuk sistem diatonis. Tangga nada diatonis ada beberapa macam sebagai berikut.
a) Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada mayor adalah tangga nada diatonis yang susunan
nada-nadanya berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2.
Contoh:
b) Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya
berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1.
Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
(1) Tangga Nada Minor Asli
Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.
(2) Tangga Nada Minor Harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
(3) Tangga Nada Minor Melodis
Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.
2) Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan.
TEMPO, DINAMIK, EKSPRESI
- Tempo
1) Tanda Tempo Lambat
1. Largo = Sangat lambat, luhur, dan agung
2. Adagio = Sangat lambat dengan penuh perasaan
3. Grave = Sangat lambat dan sedih
4. Lento = Sangat lambat dan berhubungan, melandai
2) Tanda Tempo Sedang
1. Andante = Sedang, cepat seperti orang berjalan
2. Andantino = Lebih lambat dari andante
3. Moderato = Sedang cepatnya
4. Allegro Moderato =Agak cepat dari moderato
3) Tanda Tempo Cepat
1. Allegro =Cepat
2. Allegretto =Agak cepat
3. Presto =Cepat sekali dan tergesa-gesa
4. Vivace =Cepat, lincah, hidup tangkas
4) Tanda Tempo Perubahan
1. Rit = Rittenuto = Makin lama makin lambat
2. Ritard = Ritardando = Makin lambat perlahan-lahan
3. a.t. = A tempo = Tempo harus kembali ke tempo semula setelah beberapa kali menjalani perubahan
5) Tanda Tempo Perubahan Mempercepat
1. Accel =Accelerando = Makin lama makin dipercepat
2. String =Stringendo =Makin lama makin cepat dan tergesa-gesa
- Dinamik
dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Tanda dinamik lembut, misalnya
- piano (p) = lembut;
- pianissimo (pp) = sangat lembut.
- mezzo piano (mp) = agak lembut;
- mezzo forte (mf) = agak keras.
- forte (f) = keras;
- fortissimo (ff) = sangat keras.
- Cressendo (cresc) , artinya berangsur-angsur makin keras.
- Decressendo (decresc) , artinya berangsur-angsur makin lembut.
- Subito forte (sf), artinya tiba-tiba keras.
- Subito piano (sp), artinya tiba-tiba lambat.
- Ekspresi
Langganan:
Postingan (Atom)