Minggu, 14 Oktober 2018

TEKNIK PERNAPASAN DIAFRAGMA

                                                  TEKNIK PERNAPASAN DIAFRAGMA
  A. Pengertian
      Pengertian teknik pernapasan diafragma pada umumnya dipahami sebagai adanya intensitas pemberian perhatian oleh penyanyi terhadap aktivitas diafragma dalam menghimpun udara atau nafas yang digunakan dalam bernyanyi. Diafragma adalah semacam sekat tipis yang lentur yang memisahkan alat-alat kehidupan di bagian dada, dengan alat-alat kehidupan di bagian perut. Seperti yang dikatakan oleh Binsar Sitompul (1988; 17) bahwa” yang memegang peranan penting adalah suatu sekat pemisah antara rongga dada dan rongga perut yang disebut diafragma”. 

       Lebih lanjut dikatakan oleh beliau (1988; 17), “dalam keadaan mengendor diafragma itu melengkung ke atas, jika diafragma itu mengencang, maka posisi melengkung ke atas menjadi datar-rata”. Oleh karena itu, aktivitas pendukung dari aktivitas diafragma dalam teknik pernapasan diafragma, antara lain yaitu aktivitas paru-paru, otot-otot perut, rongga badan dan lain-lain sebagainya.
       Secara normal, proses pernapasan adalah sebagai berikut, yaitu: pada saat udara dihirup melalui hidung atau mulut, aktivitas paru-paru bekerja dan kemudian menyalurkan udara itu ke arah difragma. Indikasi atau petunjuk kerja/ aktivitas diafragma yang benar dan baik dalam teknik pernapasan diafragma, adalah adanya semangat dan disiplin yang tinggi, agar mampu memberikan dorongan untuk mencapai kemajuan yang berati dan pasti .
Keempat, dibutuhkan kesediaan mahasiswa untuk melatih teknik pernapasan ini secara mandiri diluar perkuliahan yaitu setelah selesai pertemuan dengan dosen.


    B. Sikap Tubuh Bernyanyi
       Mengikuti teori psikologi, pengertian sikap pada umumnya dipahami sebagai adanya keputusan dalam berbagai hal yang telah dipahami, dirasakan, dan dianggap baik untuk menjadi kesiapan memasuki suatu rungsi kehidupan yang didalamnya termasuk perilaku atau tingkah laku. Sikap itu pertama-tama diperoleh berdasarkan berbagai pemahaman, pertimbangan fungsi, arti, makna dan kegunaan sesuatu hal. Oleh karena itu, sikap dapat diposisikan atau digunakan dalam mengatur berbagai hal termasuk bentuk posisi tubuh yang dalam hal ini disebut sebagai sikap tubuh.
Sikap tubuh yang benar dan baik untuk tujuan mendukung keterampilan memproduksi dan membentuk suara, antara lain:

  1. Jika berdiri ataupun duduk, badan diusahakan dengan sikap yang tegak.
  2. Bahu didorong ke belakang.
  3. Hati bersikap rileks. Secara khusus persyaratan yang penting untuk sikap berdiri, yaitu seperti di bawah ini.
  4. Kedua kaki bertumpu di lantai secara seimbang.
      Keempat poin yang disebutkan di atas itu didalam praktek diusahakan agar berjalam secara otomatis. Karena itu, perlu dilatih dengan kesungguhan hati agar semuanya terposisikan didalam pikiran. Bila semuanya telah terposisikan didalam pikiran, maka secara otomatis pikiran akan merefleksikan semua itu melalui saraf-saraf kerja didalam tubuh.

    C. Prosedur Latihan Teknik Pernapasan
      Ada beberapa tahapan latihan yang lazim dan umum yang perlu dilalui oleh pemula agar diperoleh hasil latihan yang benar dan baik. Adapun wujud dan sifatnya disebut bertahap menuju hasil final. Yang dimaksudkan dengan bertahap menuju final yaitu adanya proses yang dilalui. Artinya bahwa tidaklah sekali latihan menghasilkan teknik pernapasan vokal yang benar dan baik, hasil latihan yang pertama akan mendukung pencapaian hasil latiham yang kedua, dan seterusnya sehingga diperoleh teknik pernapasan yang siap pakai dalam bernyanyi.
 

Prosedur atau tahapan awal bagi penyanyi pemula dimulai seperti berikut ini:
  1. Menghirup udara dengan hidung secara pelahan dalam suasana tenang.
  2. Menahan udara selama dua hitungan.
  3. Meniupkan udara secara pelahan selama dua hitungan.
      Prosedur ini diulang sebanyak tiga- empat kali, dengan tujuan masing-masing
pelaku/ mahasiswa memperoleh pengalaman yang berarti dan bermakna sesuai dengan penjelasan berikut ini. 

  1. Perhatian dan konsentrasi diarahkan ke paru-paru dan difragma. Cara ini seumpama penembak jitu berusaha berkonsentrasi pada sasaran tembakannya.
  2. Pada saat konsentrasi atau perhatian yang telah baik itu, mulailah menghirup udara untuk mengisi paru-paru dan mendorong diafragma ke arah perut.
  3. Perlu dirasakan dengan cermat agar diafragma bergerak turun dan mengembangkan rongga badan, otot-otot perut. Keempat, jika pelaksanaan prosedur atau tahapan ini telah benar dan baik, maka dapatlah dipastikan bahwa bahu pelaku latihan tidak akan terangkat atau tidak bergerak ke atas.
          Seluruh tujuan tahapan perlu dicermati dan perlu dipastikan bahwa semuanya telah berjalan benar dan baik sebagaimana mestinya. Jika prosedur awal tersebut telah dilalui dengan baik, maka intensitas latihan telah dapat dimulai dengan baik sebagai berikut ini.
  1. Udara dihirup melalui hidung untuk mengisi paru-paru dan diafragma selama empat hitungan. Selama pengisian paru-paru dan diafragma ini akan menjadi baik jika dilakukan secara pelahan, rata dan teratur agar tidak terjadi kejutan atau ketegangan.
  2. Udara yang telah terhimpun itu ditahan selama empat hitungan. Proses menahan udara di dalam paru-paru dan difragma, bertujuan memberikan kesempatan melatih rongga badan dan paru-paru berkembang dalam waktu yang cukup lama.
  3. Udara ditiupkan secara pelahan selama delapan hitungan. Cara ini bertujuan agar dimiliki kemampuan mengatur pengeluaran udara yang rata dan teratur. Karena pengeluaran udara yang rata dan teratur akan membantu pita suara bergetar secara teratur pula. 
       Prosedur terakhir dari rangkaian latihan pernapasan adalah seperti berikut ini:
  1. Menghirup udara selama empat hitungan, menahan udara selama empat hitungan, kemudian udara dimanfaatkan untuk menyuarakan atau menyanyikan nada “A” dengan cara humming.
  2. Menghirup udara, menahan udara, humming dan membuka mulut secara pelahan untuk nada “A”. Ketiga, menghirup udara, menahan udara, menyanyikan nada “A” dengan mulut terbuka lebar. Keempat, menghirup udara, menahan udara, menyanyikan nada “A” dalam hitungan delapan hitungan.
       Jika semua prosedur di atas berjalan baik, maka telah dapat memasuki tahapan vokalisis yang bertujuan mendrill pengalaman pernapasan vokal yang baik. 

Sebagai contoh etude untuk vokalisis adalah seperti berikut ini.
C= 1, dstnya, 4/4.
// 0 0 0 0                         / 1 . . .            / 0 0 0 0                        / 2 . . .      /

Hirup & Tahan Udara    / Nyanyi        /Hirup & Tahan Udara  / Nyanyi
/ 0 0 0 0                       / 3 . . .      / dst.
Hirup & Tahan Udara / Nyanyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar