Sabtu, 20 Oktober 2018

AKOR


AKOR
    Akor adalah paduan beberapa nada yang apabila dimainkan atau dinyanyikan secara serempak akan terdengar harmonis. Oleh karena itu, akor terbentuk berdasarkan aturan-aturan ilmu harmoni. Jadi bukan sembarang nada.
    Untuk memahami akor secara lebih dalam, kita lebih dulu harus mengetahui interval (sudah dibahas di materi Interval).


1.      Akor dua suara (dwinada)
    Pembentuk akor pada dasarnya dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai nada dasar. Perhatikan contoh berikut!
 



     Coba bunyikan akor dua nada di atas, kemudian dengarkan baik-baik muali dari nomor 1 sampai 8, yang terdiri dari interval prim sampai oktaf! Ternyata ada dua akor yang tidak selaras, yaitu nomor 2 dan 7 yang berinterval sekon dan septim. Kedua akor tersebut terdengar disonan (tidak selaras), sedangkan akor lainnya terdengar selaras atau harmonis.

    Cobalah dengarkan sekali lagi akor sekon dan septim di bawah ini! Kemudian dengarkan akor ters dan kwint di sampingnya!
  
 

Berdasarkan uraian tadi, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.      Akor dua suara yang harmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval prim, terts, kuart, kwint, sekst dan oktaf.

b.      Akor dua suara yang disharmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval sekon dan septim.
  

Gerakan akor dengan jarak yang tetap dapat membosankan, karena itu harus bervariasi (bergantian). Ada tiga macam gerak alor, yaitu: sejajar, berlawanan dan bervariasi.
  

          (sejajar)
 

               
 (berlawanan)
 


 

              
  (variasi)
 

  

1.      Akor tiga suara (trinada)

    Akor dasar dikatakan lengkap apabila terdiri dari tiga nada (trinada). Perhatikan trindada dalam tangga natural (C) pada not balok di bawah ini!



    Amatilah susunan nada di atas, kemudian bunyikan secara bersamaan! Dengarkan dengan seksama muali dari I sampai VII! Susunan nada tersebut dapat membentuk akor yang harmonis. Nada-nada pokok dalam susunan nada dasar yang terletak di bawah disebut nada bass. Akor trinada mendapat sebutan berdasar tingkat kedudukannya dalam tangga nada.
    Berikut nama-nama akor dari tangga nada natural (C Mayor):


  

    Setiap trinada dikatakan Mayor, apabila intervalnya terdiri dari terst besar dan kwint murni. Contoh trinada Mayor (besar):






Dalam tangga nada natural (C Mayor), akor Mayor terdapat pada tingkat I, IV dan V. Ketiga trinada tersebut disebut sebagai akor pokok. Walaupun hanya dengan tiga macam akor, sebuah lagu sudah dapat diiringi dengan baik.
    Trinada pada tingkat II, III dan VI disebut akor minor karena interval bawaannya terdiri dari terst kecil dan kwint murni. Contoh trinada minor (kecil):



    Sedangkan trinada tingkat VII disebut akor kurang (diminished) karena interval bawaannya terdiri dari terst kecil dan kwint kurang. Contoh trinada diminished (kurang):


              Ada juga jenis akor yang disebut akor lebih (augmented)




Manfaat akor dalam lagu

    Penerapan harmoni yang baik akan menampilkan sebuah lagu menjadi indah dan menarik. Oleh karena itu, penggunaan akor dalam mengiringi sebuah lagu dan mengaransemennya harus memperhatikan melodi, aksen, frase lagu dan irama serta alur gerak akor. Dalam mengaransir lagu, penempatan akor dapat jatuh pada ketukan kuat atau ketuka lemah, begitu juga dengan membuat paduan nada melodi tidak boleh tenggelam, karena keindahan lagu terdapat pada melodi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar