AKOR
Akor adalah paduan beberapa nada yang
apabila dimainkan atau dinyanyikan secara serempak akan terdengar harmonis.
Oleh karena itu, akor terbentuk berdasarkan aturan-aturan ilmu harmoni. Jadi
bukan sembarang nada.
Untuk memahami akor secara lebih dalam, kita
lebih dulu harus mengetahui interval (sudah dibahas di materi Interval).
1.
Akor dua suara (dwinada)
Pembentuk
akor pada dasarnya dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai nada dasar.
Perhatikan contoh berikut!
Coba
bunyikan akor dua nada di atas, kemudian dengarkan baik-baik muali dari nomor 1
sampai 8, yang terdiri dari interval prim sampai oktaf! Ternyata ada dua akor
yang tidak selaras, yaitu nomor 2 dan 7 yang berinterval sekon dan septim.
Kedua akor tersebut terdengar disonan
(tidak selaras), sedangkan akor lainnya terdengar selaras atau harmonis.
Cobalah
dengarkan sekali lagi akor sekon dan septim di bawah ini! Kemudian dengarkan
akor ters dan kwint di sampingnya!
Berdasarkan uraian tadi, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a.
Akor dua suara
yang harmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval prim, terts,
kuart, kwint, sekst dan oktaf.
b.
Akor dua suara
yang disharmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval sekon dan
septim.
Gerakan akor
dengan jarak yang tetap dapat membosankan, karena itu harus bervariasi
(bergantian). Ada tiga macam gerak alor, yaitu: sejajar, berlawanan dan
bervariasi.
(sejajar)
(berlawanan)
(variasi)
1.
Akor tiga suara (trinada)
Akor dasar
dikatakan lengkap apabila terdiri dari tiga nada (trinada). Perhatikan trindada
dalam tangga natural (C) pada not balok di bawah ini!
Amatilah
susunan nada di atas, kemudian bunyikan secara bersamaan! Dengarkan dengan
seksama muali dari I sampai VII! Susunan nada tersebut dapat membentuk akor
yang harmonis. Nada-nada pokok dalam susunan nada dasar yang terletak di bawah
disebut nada bass. Akor trinada mendapat sebutan berdasar tingkat kedudukannya
dalam tangga nada.
Berikut
nama-nama akor dari tangga nada natural (C Mayor):
Setiap
trinada dikatakan Mayor, apabila intervalnya terdiri dari terst besar dan kwint
murni. Contoh trinada Mayor (besar):
Dalam tangga nada natural (C Mayor), akor Mayor terdapat pada tingkat I, IV dan V. Ketiga trinada tersebut disebut sebagai akor pokok. Walaupun hanya dengan tiga macam akor, sebuah lagu sudah dapat diiringi dengan baik.
Trinada pada tingkat II, III dan VI disebut
akor minor karena interval bawaannya terdiri dari terst kecil dan kwint murni.
Contoh trinada minor (kecil):
Sedangkan trinada tingkat VII disebut akor
kurang (diminished) karena interval
bawaannya terdiri dari terst kecil dan kwint kurang. Contoh trinada diminished
(kurang):
Ada juga jenis akor yang disebut akor lebih (augmented)
Manfaat akor dalam lagu
Penerapan
harmoni yang baik akan menampilkan sebuah lagu menjadi indah dan menarik. Oleh
karena itu, penggunaan akor dalam mengiringi sebuah lagu dan mengaransemennya
harus memperhatikan melodi, aksen, frase lagu dan irama serta alur gerak akor.
Dalam mengaransir lagu, penempatan akor dapat jatuh pada ketukan kuat atau ketuka
lemah, begitu juga dengan membuat paduan nada melodi tidak boleh tenggelam,
karena keindahan lagu terdapat pada melodi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar